Bila selama ini Danau Tondano dan Danau Linow menjadi dua danau primadona di Provinsi Sulawesi Utara, maka kini sudah saatnya untuk bergeser sejenak ke Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Ada satu danau yang tidak kalah indah meski namanya belum setenar Danau Tondano atau Danau Linow.
Namanya Danau Mooat. Merupakan danau vulkanik yang terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Danau ini berada di dalam kawasan Cagar Alam Gunung Ambang. Keasrian langsung tersaji di depan mata ketika tiba di area Danau Mooat yang berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut.
Menuju Danau Mooat
Untuk menuju Danau Mooat bisa mengawali start dari Kota Kotamobagu. Terdapat angkutan umum yang menjangkau Danau Mooat dari Kotamobagu, namun armadanya tidak terlampau banyak, sehingga jika tidak menggunakan kendaraan pribadi, maka bentor (becak-motor) bisa dijadikan pilihan yang tepat.
Kota Kotamobagu sendiri dapat dituju dari Manado dengan angkutan umum. Perlu waktu tempuh tiga sampai empat jam perjalanan dari pusat kota Manado menuju Kotamobagu melalui jalur Trans Sulawesi ke arah Gorontalo.
Sesampai di Kotamobagu masih butuh kurang lebih satu jam perjalanan melintasi jalanan lengang, sesekali membelah perkampungan dengan pemandangan perbukitan hijau di kejauhan. Dari Kotamobagu perjalanan menuju Danau Mooat mengambil arah Modayag. Sebelum benar-benar tiba di Danau Mooat, terdapat danau kecil yang tak kalah indah yang bernama Danau Tondok. Danau Tondok berada di pinggir jalan sebelum sampai di Danau Mooat.
Menikmati Danau Mooat
Suasana sejuk langsung menyambut ketika mata menatap hamparan air Danau Mooat. Dari pinggir jalan raya langsung terhampar kecantikan danau ini. Bentang alam danau yang luas bersanding dengan perbukitan hijau yang berjajar semakin menambah elok pemandangan.
Terdapat beberapa cara menikmati keindahan Danau Mooat. Cara pertama, adalah menikmati Danau Mooat dengan melintasi jalan raya yang berada di pinggir danau. Dengan melalui jalan raya yang tidak begitu lebar ini, kecantikan Danau Mooat sudah terpampang nyata. Jalanan di pinggir Danau Mooat ini melintasi perkampungan sekaligus kebun sayur yang hijau. Pemandangan tersebut tentu saja tampak padu dengan keheningan danau di kejauhan.
Cara kedua menikmati Danau Mooat adalah dengan singgah di bekas taman wisata yang kini kondisinya telantar. Dari bekas tempat wisata ini pengunjung bisa langsung menepi di pinggir danau. Di sini terdapat beberapa gazebo yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak. Selain itu juga ada dermaga kayu di tempat ini. Di atas dermaga ini pengunjung sanggup menikmati keindahan danau dari jarak yang cukup dekat. Ada keheningan yang mendamaikan sekaligus pesona cantiknya Danau Mooat. Kehadiran bukit-bukit hijau yang berbaris di sekeliling Danau Mooat cukup mampu memanjakan mata sekaligus membuat betah.
Sedangkan cara ketiga untuk menikmati kemolekan Danau Mooat adalah menuju salah satu puncak bukit yang berada tidak jauh dari Danau Tondok. Di puncak bukit ini pemandangan indah Danau Mooat tampak tersembunyi di antara perbukitan yang masih cukup hijau meskipun sebagian hutan telah dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan. Di puncak bukit yang ditandai dengan keberadaan tower ini juga sesekali terdengar teriakan binatang-binatang dari dalam hutan.
Wisata Danau Mooat
Industri pariwisata di Danau Mooat memang belum sesemarak pariwisata di Danau Tondano. Namun tidak perlu khawatir karena kota terdekat dari Danau Mooat, yaitu Kota Kotamobagu, sudah memiliki fasilitas penunjang wisata yang cukup memadai, seperti penginapan, rumah makan hingga toko swalayan.
Kota Kotamobagu sendiri merupakan kota hasil pemekaran wilayah yang kini sedang berkembang. Suasana kota sudah cukup ramai, kendaraan roda empat pun sudah banyak berseliweran. Pusat perbelanjaan pun sudah ada di kota ini. Yang menarik di Kotamobagu adalah kehadiran bentor yang memiliki desain futuristik layaknya robot.Bentor-bentor ini akan berkeliling kota untuk mencari penumpang. Terkadang sang sopir bentor menyalakan musik kencang-kencang dari bentornya sehingga suasana jalanan menjadi semakin semarak. Tidak perlu heran ketika sedang singgah di Kotamobagu, tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari Agnes Monica. Kehadiran bentor-bentor di Kotamobagu ini akan tampak semakin semarak ketika malam tiba karena bentor-bentor ini dihiasi dengan lampu warna-warni.
Keunikan Kotamobagu ini sekaligus menambah daya tarik wisata Danau Mooat yang hanya butuh satu jam perjalanan dari pusat kota. Keindahan alam Danau Mooat dan keunikan Kotamobagu lewat bentor maupun oleh-oleh kacang goyangnya seharusnya mampu menjadi primadona baru pariwisata Sulawesi Utara. (beritasatu.com)